
KOMPAS.com – China meluncurkan drone mata-mata yang memiliki ukuran dan bentuk sama dengan nyamuk.
Drone tersebut dikembangkan dan dibuat oleh National University of Defence Technology (NUDT), universitas yang terafiliasi militer China.
“Di tangan saya ini adalah sebuah robot yang mirip nyamuk,” kata mahasiswa NUDT, Liang Hexiang dikutip dari The Independent, Rabu (25/6/2025).
“Robot bionik miniatur seperti ini sangat cocok untuk pengintaian informasi dan misi khusus di medan perang,” sambungnya.
Meski demikian, tidak disebutkan nama dari drone mata-mata berbentuk nyamuk tersebut.
Baca juga: Microsoft Disebut Bantu Militer Israel Selama Perang Gaza
Spesifikasi drone
Dilansir dari New York Post, Selasa (24/6/2025), drone itu memiliki dua sayap seperti daun, tubuh ramping berwarna hitam, dan tiga kaki setipis rambut.
Drone tersebut dilengkapi dengan kamera dan mikrofon berukuran ultra-mini. Fitur itu digunakan untuk menangkap gambar, suara, hingga sinyal elektronik.
Dengan ukurannya yang sangat kecil, membuat drone ini hampir tidak terlihat dengan mata telanjang manusia.
Bahkan dari spesifikasinya tersebut, drone berbentuk nyamuk itu mampu terbang melewati sistem radar konvensional tanpa terdeteksi.
Baca juga: 20 Virus Baru Ditemukan pada Kelelawar di China, Bisa Menular Melalui Urine
Tanggapan ahli
Peneliti teknologi pertahanan, Sam Bresnick memperingatkan risiko keamanan serius yang dapat ditimbulkan oleh drone.
“Jika China mampu memproduksi drone seukuran nyamuk, kemungkinan besar mereka akan tertarik untuk menggunakannya untuk berbagai tugas intelijen, pengawasan, dan pengintaian, terutama di tempat-tempat yang sulit diakses oleh drone yang lebih besar, seperti area dalam ruangan,” ucap dia.
“Drone ini dapat digunakan untuk melacak individu atau mendengarkan percakapan,” lanjutnya.
Baca juga: Wanita di China Selamat Usai Ditikam 20 Kali Berkat Implan Payudara
Sementara peneliti pertahanan, Timothy Heath menilai, drone mikro dapat dieksploitasi oleh penjahat yang ingin mencuri informasi pribadi, termasuk kata sandi atau menyusup ke dalam bisnis.
Namun, dia mencatat bahwa ukuran perangkat yang kecil dapat membatasi jangkauan dan daya tahan operasionalnya.
“Untuk memata-matai dalam jangka waktu yang lama, seseorang harus bersedia untuk terus menerus mengganti microdrone, mengisi ulang daya, dan menyebarkannya kembali sebagai tambahan untuk memilah-milah data yang terkumpul, semuanya dalam jangkauan orang atau bisnis target,” ujar dia.
“Inilah sebabnya mengapa drone kurang berguna untuk medan perang, tetapi lebih berguna untuk operasi misi khusus atau misi spionase,” tambahnya.
Baca juga: Hilangkan Stres, Perempuan di China Rela Bayar untuk Mendapatkan Pelukan Pria
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.