
GAZA, KOMPAS.com — Dalam sebuah serangan udara yang dilancarkan oleh Israel pada Rabu (2/7/2025), Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dr Marwan al-Sultan, kehilangan nyawanya.
Serangan tersebut juga merenggut nyawa beberapa anggota keluarganya, termasuk istri dan anaknya.
Kematian dr Sultan dianggap sebagai kehilangan besar bagi dunia medis di Gaza, terutama di tengah krisis kemanusiaan yang berkepanjangan sejak 7 Oktober 2023.
“Gaza telah kehilangan seorang tokoh besar dan dokter yang luar biasa,” ungkap Issam Nabhan, kepala departemen keperawatan di RS Indonesia.
Baca juga: Isak Tangis Selimuti Pemakaman Marwan Al Sultan: Rasanya Hancur
Dia menambahkan bahwa dr Sultan tidak pernah meninggalkan rumah sakit sejak perang dimulai dan selalu mendorong timnya untuk tetap bertahan dan memberikan bantuan kemanusiaan.
Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikelola oleh Hamas, melaporkan bahwa jenazah dr Sultan beserta keluarganya ditemukan dalam keadaan hancur dan dibawa ke RS al-Shifa.
Tokoh Medis di Tengah Krisis
Dr Marwan al-Sultan dikenal sebagai salah satu dari sedikit dokter jantung yang tersisa di Jalur Gaza.
Sebagai direktur RS Indonesia, rumah sakit terbesar di utara Gaza, ia berjuang meskipun fasilitas tersebut terpaksa ditutup akibat kerusakan parah dan serangan berulang dari militer Israel.
Muath Alser, Direktur Healthcare Workers Watch, menyatakan bahwa kematian dr Sultan merupakan kehilangan besar bagi Gaza dan komunitas medis global.
“Pembunuhan dr Marwan oleh militer Israel bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga hilangnya keahlian dan dedikasi medis yang telah terbangun selama puluhan tahun,” ujarnya.
Dr Mohammed Abu Selmia, Direktur RS al-Shifa, menambahkan bahwa dr Sultan adalah salah satu dari dua ahli jantung terakhir di Gaza, dan ribuan pasien jantung kini kehilangan harapan.
Baca juga: Profil Marwan Al-Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza yang Tewas akibat Serangan Israel
Klaim Militer Israel
Sementara itu, militer Israel (IDF) mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan pada individu penting dari Hamas, dan mereka sedang menyelidiki dugaan jatuhnya korban sipil.
Dalam pernyataan resmi, IDF menyampaikan penyesalan jika ada individu tak bersalah yang terdampak, namun Kementerian Kesehatan Gaza menuduh IDF secara sistematis menargetkan tenaga medis dan tim kemanusiaan.
Menurut PBB, saat ini tidak ada rumah sakit yang beroperasi di wilayah utara Gaza.
Korban Tenaga Medis
Hingga kini, dr Sultan tercatat sebagai tenaga medis ke-70 yang tewas dalam 50 hari terakhir, menurut Healthcare Workers Watch.