KUBET – Pentagon Klaim Program Nuklir Iran Mundur 2 Tahun akibat Serangan AS

Gambar dari citra satelit Maxar memperlihatkan enam lubang di situs nuklir Iran di Fordo atau Fordow, setelah serangan Amerika Serikat menggunakan bom GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), Minggu (22/6/2025).

Lihat Foto

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon mengeklaim, program nuklir Iran mundur dua tahun setelah situs nuklirnya diserang Washington.

Pada 22 Juni, AS melancarkan serangan udara ke tiga situs nuklir Iran yakni Fordo, Natanz, dan Isfahan. 

Dalam serangan tersebut, AS menggunakan lebih dari 30 rudal penghancur bunker seberat 13 ton dari pesawat pengebom B-2 dan rudal Tomahawk.

Baca juga: Akar Permusuhan Amerika Serikat dengan Iran

Usai serangan, Presiden AS Donald Trump mengeklaim, serangan tersebut melumpuhkan kemampuan Iran dalam membangun senjata nuklir.

Pada Rabu (3/7/2025), Juru Bicara Pentagon Sean Parnell mengatakan, berdasarkan penilaian intelijen, fasilitas nuklir Iran sudah dihancurkan.

“Kami telah menurunkan program mereka satu hingga dua tahun, setidaknya penilaian intelijen di dalam kementerian menilai hal itu,” kata Parnell sebagaimana dilansir Euronews.

Pernyataan Parnell tersebut memberikan penilaian yang lebih hati-hati daripada pernyataan sebelumnya dari Washington.

Baca juga: Setelah Diserang AS, Iran Setop Kerja Sama dengan Pengawas Nuklir PBB 

Pada saat yang sama, pernyataan itu juga bertentangan dengan informasi yang dirilis oleh pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional atau IAEA.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi sebelumnya mengatakan bahwa Teheran mungkin akan kembali memproduksi uranium yang diperkaya dalam beberapa bulan.

“Kapasitas yang mereka miliki sudah ada. Mereka dapat memiliki dalam hitungan bulan, menurut saya, beberapa centrifuge yang memproduksi uranium yang diperkaya,” kata Grossi dalam sebuah wawancara dengan CBS News pada Sabtu (29/6/2025).

Sementara itu, pakar lain juga mengatakan bahwa Iran kemungkinan sudah memindahkan stok uranium yang sangat diperkaya yang sudah diproduksi sebelum AS menyerang Fordo dan fasilitas lainnya.

Baca juga: Konflik Israel-Iran: Gencatan Senjata Tanpa Kepercayaan

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi sebelumnya mengakui bahwa serangan terhadap situs nuklir Fordo menyebabkan kerusakan parah.

“Tidak seorang pun tahu persis apa yang telah terjadi di Fordow. Meski begitu, yang kami ketahui sejauh ini adalah bahwa fasilitas tersebut telah rusak parah,” kata Araghchi kepada CBS News pada Selasa (1/7/2025).


Pada Rabu (2/7/2025), Presiden Iran Masoud Pezeshkian memerintahkan negara tersebut menghentikan kerja samanya dengan IAEA, menurut media pemerintah.

Perintah tersebut tertuang dalam undang-undang yang disahkan oleh parlemen Iran pekan lalu untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA.

Baca juga: Skenario Lain di Balik Gencatan Senjata Israel – Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


KUBET

KUBET

KUBET

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *