
JAKARTA, KOMPAS.com – Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno (PPKGBK) buka suara terkait dugaan permintaan uang sebesar Rp 1,9 juta terhadap komunitas bermain di kawasan GBK, Jakarta Pusat.
Insiden tersebut mulanya diungkap oleh akun X @Dinogalak pada Sabtu (28/6/2025). Dalam keterangannya, pemilik akun X @Dinogalak menyebut bahwa kegiatan komunitas bermain dikenakan pungutan biaya oleh pengelola GBK.
“Kegiatan komunitas bermain GRATIS dan semua orang boleh main. Aktivitas cuman permainan tradisional, tapi dipalakin sampai Rp 1,9 juta per kegiatan? Kita juga enggak pakai lapangan khusus,” tulis akun tersebut.
Baca juga: Sanksi Menanti Petugas Dishub yang Lakukan Pungli ke Sopir Bajaj di Salemba
Tak hanya itu, akun yang sama juga menuliskan bahwa sebelumnya komunitas mereka pernah diminta membayar Rp 6 juta untuk kegiatan serupa, termasuk untuk kebutuhan keamanan dan petugas.
“Untuk bukti sebelumnya kita diminta Rp 6 juta per kegiatan. Bayangkan saja acara gratis tapi harus bayar Rp 6 juta dan sebulan sampai Rp24 juta,” tulis akun tersebut.
Menanggapi hal tersebut, PPKGBK menegaskan bahwa kawasan GBK merupakan ruang publik yang inklusif dan terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat.
Namun, mereka juga menyebut bahwa pengenaan tarif berlaku bagi kegiatan yang bersifat komersial atau membutuhkan pengaturan khusus.
“PPKGBK mendukung dan mengapresiasi setiap aktivitas positif yang dilakukan komunitas secara independen. Di samping itu, pengenaan tarif diberlakukan bagi kegiatan yang bersifat komersil,” tulis pihak GBK dalam rilis resmi melalui laman gbk.id pada Senin (30/6/2025).
Sementara itu, Direktur Umum GBK Hadi Sulistia memastikan, polemik tersebut kini telah diselesaikan secara langsung dengan perwakilan komunitas.
“Permasalahan ini sudah clear, dan sudah diklarifikasi ke koordinator komunitas,” ujar Hadi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/7/2025).
Menurut Hadi, permintaan uang itu baru sebatas informasi, sehingga belum ada yang dibayarkan.
Baca juga: Video Pungli Petugas Dishub Jakarta Viral, Pengamat: Sudah Terjadi Sejak Lama
“Confirmed tidak bayar,” ujar dia.
Hadi memastikan, ke depan kegiatan serupa diperbolehkan dan tidak berbayar karena bukan kegiatan komersial.
“Kita justru berterima kasih kepada mereka yang menjadikan GBK sebagai pusat komunitas berkegiatan sehat sekaligus salah satu upaya pelestarian budaya,” tutur dia.
Hingga berita ini diterbitkan, Kompas.com masih berupaya menghubungi pihak komunitas bermain untuk mendapatkan tanggapan.
Baca juga: Petugas Dishub DKI Diduga Pungli ke Sopir Bajaj, Pengamat: Ada 2 Kesalahan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.