KUBET – Bom Israel Hujani Jabalia Gaza, 50 Orang Tewas

Asap dan api membubung dari tenda-tenda pengungsian yang diserang Israel di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, Sabtu (19/4/2025).

Lihat Foto

GAZA, KOMPAS.com – Sedikitnya 50 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan udara yang dilancarkan militer Israel di Jalur Gaza pada Rabu (14/5/2025), menurut keterangan otoritas kesehatan setempat.

Sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak yang meninggal setelah serangan menghantam permukiman padat di wilayah Jabalia, Gaza utara.

“Ini adalah salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa pekan terakhir,” ujar seorang petugas medis kepada media lokal, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Usai Tawarkan Cabut Sanksi, Trump Desak Suriah Normalisasi Hubungan dengan Israel

Eskalasi konflik saat kunjungan Trump

Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya eskalasi konflik bersenjata antara Israel dan kelompok Hamas, bersamaan dengan kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke kawasan Timur Tengah.

Trump sebelumnya tiba di Riyadh, Arab Saudi, dan menyampaikan pernyataan mengenai nasib para sandera dan masa depan Gaza.

“Rakyat Gaza layak mendapat masa depan yang lebih baik,” ujar Trump pada Selasa (13/5/2025). Ia juga menyebut kemungkinan pembebasan lebih banyak sandera setelah Hamas membebaskan Edan Alexander, satu-satunya sandera asal AS yang masih hidup.

Di sisi lain, media Israel melaporkan bahwa Mohammad Sinwar, pemimpin senior Hamas dan saudara dari mendiang Yahya Sinwar, kemungkinan tewas dalam serangan pada Selasa (13/5/2025).

Serangan tersebut menargetkan bunker bawah tanah di dekat rumah sakit Khan Younis, Gaza selatan.

Meski demikian, hingga Rabu malam belum ada konfirmasi resmi dari otoritas Israel maupun pihak Hamas terkait keberadaan Mohammad Sinwar.

Menurut saksi mata, sebuah buldoser yang dikerahkan mendekati lokasi serangan juga terkena serangan udara lanjutan, menyebabkan beberapa orang terluka.

Baca juga: Trump Yakin Arab Saudi Bakal Normalisasi Hubungan dengan Israel

Walaupun pembebasan sandera membawa harapan baru, kondisi di Gaza masih memprihatinkan.

Warga sipil kesulitan mendapatkan bantuan kemanusiaan sejak Israel memberlakukan blokade total pada 2 Maret 2025.

Menanggapi situasi tersebut, Pemerintah AS mengusulkan pembukaan jalur bantuan baru ke Gaza melalui kontraktor swasta, usulan yang telah disetujui oleh Israel.


Namun, rencana itu mendapat penolakan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sejumlah lembaga bantuan internasional.

Mereka menilai skema tersebut belum memiliki kejelasan mengenai pendanaan, pelaksanaan, maupun jaminan keamanannya.

Baca juga: Trump Belum Jadwalkan Kunjungan ke Israel, Desak Netanyahu Sepakati Gencatan Senjata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


KUBET

KUBET

KUBET

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *