KUBET – Rusia Bangun Jembatan Jalan Raya Pertama Menuju Korea Utara

Citra satelit yang diambil pada 28 April 2025 menunjukkan lokasi konstruksi dan peralatan berkumpul di sekitar sungai Tumen di kedua sisi, Rusia dan Korea Utara dengan helipad di dekatnya juga terlihat di area tersebut.

Lihat Foto

MOSKWA, KOMPAS.com – Pemerintah Rusia resmi memulai pembangunan jembatan jalan raya pertama yang menghubungkan wilayahnya dengan Korea Utara, melintasi Sungai Tumen yang membatasi kedua negara.

Langkah ini dipandang sebagai simbol eratnya hubungan bilateral kedua negara yang sama-sama terisolasi dari Barat.

Peletakan batu pertama dilakukan pada Rabu (30/4/2025) melalui konferensi video yang dihadiri Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin, serta Perdana Menteri Korea Utara, Pak Thae Song.

Baca juga: Perancis Tuduh Intelijen Militer Rusia Lakukan Serangan Siber di Paris

“Ini adalah tonggak penting bagi hubungan Rusia-Korea,” kata Mishustin seperti dikutip kantor berita Rusia, Tass.

“Kami menciptakan dasar yang dapat diandalkan untuk kerja sama yang lebih erat antara kedua negara kita, jalan untuk dialog yang terbuka dan bermanfaat,” tambahnya, sebagaimana diberitakan The Independent pada Jumat (2/5/2025).

Spesifikasi dan nilai investasi

Jembatan sepanjang 1 kilometer itu dirancang untuk dilalui kendaraan bermotor dua arah, dengan lebar tujuh meter.

Jika ditambahkan dengan jalan pendekat dari masing-masing sisi, total panjangnya mencapai 4,7 kilometer, 424 meter di wilayah Rusia dan 581 meter di wilayah Korea Utara.

Proyek ini diperkirakan menelan anggaran lebih dari 111 juta dollar AS (sekitar Rp 1,8 triliun), berdasarkan keputusan pemerintah Rusia pada Februari lalu. Pembangunan ditargetkan rampung pada akhir 2026.

Menurut laporan Tass, jembatan ini dirancang untuk mengakomodasi hingga 300 kendaraan dan hampir 3.000 orang per hari.

Infrastruktur ini diharapkan mendukung perjalanan lintas batas, mendorong pariwisata, serta mempercepat pertukaran barang antara kedua negara.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Korea Utara Akui Pengerahan Pasukan ke Rusia

Dimensi strategis dan militer

Pembangunan jembatan ini muncul setelah Korea Utara dan Rusia menyepakati pembangunan jalur darat lintas batas pada Juni 2024, melengkapi satu-satunya jembatan rel kereta api yang sebelumnya menjadi penghubung utama kedua negara.

Namun, sejumlah pengamat memandang proyek ini bukan semata-mata infrastruktur ekonomi.

Dalam laporan terbarunya, Institut Studi Perang menyebut, “Rusia dan Korea Utara kemungkinan akan menggunakan jembatan tersebut untuk transportasi material karena kedua negara memperkuat kerja sama mereka.”

Hal ini selaras dengan meningkatnya dukungan militer Korea Utara terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Pyongyang secara terbuka menyatakan dukungan terhadap Presiden Vladimir Putin dan bahkan mengirimkan ribuan pasukan ke medan perang.

Menurut Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan, sekitar 15.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia. Dari jumlah itu, 4.700 orang dilaporkan tewas atau terluka.

Pekan lalu, untuk pertama kalinya Korea Utara mengonfirmasi pengerahan pasukannya ke Rusia dalam upaya merebut kembali wilayah Kursk dari tangan Ukraina.

Putin pun menyampaikan ucapan terima kasih dan menyebut keterlibatan itu sebagai pengorbanan yang tak akan dilupakan.


Baca juga: Presiden Rusia Bertemu Pejabat Korea Utara, Ini yang Dikatakan Putin

Sebagai imbal balik, Korea Utara diduga menerima berbagai perlengkapan militer dari Moskwa, termasuk rudal pertahanan udara, pesawat nirawak, teknologi peluncuran satelit mata-mata, serta perangkat perang elektronik.

Pak Thae Song menyebut proyek jembatan ini sebagai “monumen bersejarah” bagi hubungan kedua negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


KUBET

KUBET

KUBET

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *