
MOSKWA, KOMPAS.com – Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Rusia, , resmi meninggalkan Moskwa, di tengah memburuknya hubungan diplomatik antara kedua negara. Kepergian Tracy membuat Washington saat ini tidak memiliki utusan utama di Rusia.
Pemerintah Rusia sebelumnya menyatakan bahwa Washington belum menunjukkan kesediaan untuk memulihkan fungsi normal kedutaan masing-masing.
Kondisi tersebut telah lama terganggu akibat pembatasan dan aksi saling usir diplomat yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Reaksi Dunia atas Serangan AS ke Iran: Dari Arab Saudi, Inggris, Rusia, China hingga Paus Leo XIV
Tracy merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai Dubes AS untuk Rusia. Ia ditunjuk oleh Presiden Joe Biden dan mengakhiri masa tugasnya setelah dua setengah tahun bertugas.
Hingga saat ini, Presiden Donald Trump belum mengumumkan nama pengganti Tracy.
Trump sendiri telah melakukan pergeseran kebijakan luar negeri dari pendekatan Biden, dengan membuka kembali komunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ia juga beberapa kali menggelar percakapan telepon dengan Putin, serta menyuarakan harapan untuk memperbaiki hubungan bilateral.
“Saya bangga telah mewakili negara saya di Moskwa selama masa yang penuh tantangan ini,” ujar Tracy dalam pernyataan video yang diunggah melalui akun resmi Kedutaan Besar AS di media sosial, dikutip dari AFP pada Jumat (27/6/2025).
Dalam pesan perpisahannya, Tracy juga mengutip bait puisi karya sastrawan legendaris Rusia, Alexander Pushkin.
Selama masa pemerintahan Trump, diplomat dari kedua negara telah menggelar sejumlah pertemuan untuk membahas berbagai isu penting, mulai dari konflik Ukraina hingga pertukaran tahanan dan upaya menormalkan operasi kedutaan.
Namun, pada Rabu (25/6/2025), Kremlin kembali menuding AS tidak siap mencabut hambatan yang mengganggu operasional misi diplomatik masing-masing.
Hubungan antara Trump dan Putin pun dikabarkan mulai merenggang. Trump menunjukkan rasa frustrasi terhadap sikap Putin yang terus melanjutkan serangan militer Rusia ke Ukraina, yang kini telah memasuki tahun ketiga.
Baca juga: Rusia Bakal Serang Wilayah Industri di Ukraina untuk Pertama Kalinya
Sejak Partai Republik kembali menguasai Gedung Putih, Rusia terus menolak ajakan untuk melakukan gencatan senjata tanpa syarat.
Sebaliknya, Putin menuntut Ukraina menyerahkan lebih banyak wilayah, sekaligus memerintahkan pasukannya untuk terus melancarkan serangan, termasuk menggunakan rudal dan drone yang mematikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.