KUBET – Kekurangan 9 Juta Talenta Digital, Indonesia Perlu Pendidikan yang Relevan

Sesi pemaparan Subhan Iswahyudi

Lihat Foto

KOMPAS.com – Direktur Pengembangan Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital RI, Sonny Hendra, mengungkap bahwa Indonesia memiliki potensi dari segi demografis, tapi terdapat kekurangan talenta digital.

Apalagi, penggunaan AI menyebabkan kreativitas anak muda berkurang. Dikarenakan dengan AI, segalanya bisa dibuat dalam kurun waktu satu menit.

Menurutnya, masih terdapat kekurangan sebesar 9 juta sumber daya untuk 15 tahun ke depan. Oleh karena itu, perlu pembelajaran yang relevan dengan era digital ini.

Baca juga: Ada Jam Malam Anak di Surabaya, Seperti Apa Ketentuannya?

“Di Komdigi, ada direktorat yang khusus menangani AI, yaitu Direktorat AI dan Teknologi Baru. Jadi, spesifik tugasnya mengembngkan. Fokusnya policy, platform, dan people dikembangkan bersama-sama jadi ada maximum benefits,” jelasnya dalam Dies Natalis Ke-10 Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UI “AI untuk Inovasi Pemerintah dan Kebijakan yang Inklusif”, Kamis (26/06/2025).

Saat ini, lanjut dia, Indonesia masih berada di level transaksi atau consumer-based, sehingga masih sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi lokal di bidang ini.

Opsi membangun AI pun sudah dipersiapkan karena urgensinya yang besar, sekaligus untuk mengurangi ketergantungan. Namun, terdapat kendala di tiga fundamental dalam pembangunan tersebut.

Data yang belum bersih, energi dan sumber daya yang mahal, serta belum adanya program pengembangan model AI yang memadai, menjadi tantangan kita bersama.

Sonny juga mengatakan bahwa butuh kombinasi dari ketiga hal itu, terkhusus dari anak muda Indonesia.

Baca juga: PPM School of Management dan BPK Penabur Gelar Kompetisi Kewirausahaan Pelajar

AI tidak menggantikan pekerjaan manusia

Berdasarkan data yang ditampilkan, AI dirasa tidak akan menggantikan pekerjaan manusia. Hanya saja, beberapa mengalami pembaharuan, bukan hilang.

Senior General Manager Telkom Corporate University, Subhan Iswahyudi, menekankan bahwa AI tidak menggantikan, tetapi orang yang menguasai AI yang akan mendahului. Terlebih, jika kemampuan yang kita kuasai hanya membaca, menulis, atau matematika.

Perkembangan AI yang pesat membuat keterampilan lama menjadi tidak fungsional dan relevan. Situasi ini menuntut adanya pembaharuan dan pengembangan keterampilan. 

Subhan memperkenalkan AI Heroes Telkom Corpu, sebuah program yang dirancang untuk membekali talenta Telkom Corpu dengan kemampuan implementasi AI. Ditujukan agar efisiensi dan kinerja bisnis mengalami peningkatan, serta tercipta pertumbuhan yang progresif. 

Baca juga: Efek Kebijakan Trump, Indonesia Perlu Perkuat Pendidikan Tinggi Nasional

Dari perspektif pengembangan talenta, Subhan menyoroti tren hypersonalized learning yang mulai diterapkan. Dengan bantuan AI, generasi muda bisa memiliki jalur pembelajaran yang disesuaikan dengan profil dan kebutuhan masing-masing.

 Ia juga menekankan bahwa starting point setiap individu berbeda sehingga pendekatan ini dinilai menjanjikan. Terlebih, generasi muda menyukai pembelajaran interaktif, kolaboratif, dan berbasis proyek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


KUBET

KUBET

KUBET

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *