
KOMPAS.com-Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi sinyal bahwa tarif impor terhadap produk-produk dari China kemungkinan akan turun.
Isyarat ini muncul menjelang pertemuan pejabat perdagangan dari dua ekonomi terbesar dunia akhir pekan ini di Swiss.
“Tidak ada yang lebih tinggi lagi. Sekarang sudah 145, jadi kami tahu tarifnya akan turun,” kata Trump, mengacu pada tarif impor baru yang telah naik hingga 145 persen sejak ia kembali ke Gedung Putih, Kamis (8/5/2025), seperti dilansir BBC.
Pernyataan itu disampaikan dalam acara peluncuran kesepakatan tarif baru antara AS dan Inggris.
Baca juga: Begini Isi Kesepakatan Tarif AS-Inggris yang Bikin Trump Senang
Pertemuan dengan delegasi China akhir pekan ini disebut-sebut sebagai sinyal paling jelas bahwa Washington dan Beijing siap meredakan ketegangan perang dagang yang telah mengguncang pasar keuangan global selama beberapa bulan terakhir.
“Saya pikir ini akan menjadi pertemuan yang sangat bersahabat. Mereka ingin menyelesaikan ini dengan cara yang elegan,” ujar Trump mengenai rencana perundingan dengan China.
Dari Beijing, Wakil Menteri Luar Negeri China Hua Chunying juga menyampaikan optimisme. Menurutnya, China memiliki “keyakinan penuh” bahwa mereka mampu mengelola persoalan perdagangan dengan AS secara baik.
Analis dari Eurasia Group, Dan Wang, menyebut kedua negara kini sama-sama tertekan oleh situasi ekonomi.
“Sinyal terbaru dari kedua belah pihak menunjukkan bahwa opsi deeskalasi secara transaksional sedang dipertimbangkan,” ujarnya kepada BBC.
Baca juga: AS dan Inggris Capai Kesepakatan Tarif Baru, Trump Beri Pujian
Meski demikian, para analis memperingatkan agar tidak terlalu berharap tinggi. Mereka menyebut pembicaraan ini baru awal dari negosiasi panjang dan rumit.
“Friction sistemik antara AS dan China tidak akan hilang dalam waktu dekat,” kata Stephen Olson, mantan negosiator perdagangan AS.
Ia memperkirakan jika pun ada pemangkasan tarif dalam waktu dekat, besarnya akan “kecil”.
Negosiasi awal akan dipimpin oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China sekaligus kepala ekonominya, He Lifeng.
Namun, Olson menambahkan, kesepakatan akhir tetap akan memerlukan keterlibatan langsung dari kedua presiden.
Di tengah perkembangan itu, data resmi yang dirilis Jumat (3/5/2025) menunjukkan ekspor China ke AS anjlok lebih dari 20 persen dibanding April tahun lalu.
Meski begitu, total ekspor China ke seluruh dunia justru naik 8,1 persen, lebih tinggi dari perkiraan.